![]() |
Takahiro Shiraishi saat ditangkap daungroup media |
Tahun 2017 menjadi awal terungkapnya salah satu kasus pembunuhan paling mengerikan di Jepang. Takahiro Shiraishi, pria asal Kanagawa, ditangkap setelah diketahui telah menghabisi sembilan nyawa muda. Ia menemukan para korbannya melalui Twitter, dengan menyamar sebagai sosok yang peduli terhadap mereka yang sedang mengalami krisis mental atau keinginan untuk mengakhiri hidup.
Eksekusi Pertama Jepang Sejak 2022
Pada Jumat, 27 Juni 2025, Jepang secara resmi mengeksekusi Takahiro Shiraishi. Proses eksekusi berlangsung diam-diam, tanpa pemberitahuan sebelumnya, sesuai dengan protokol eksekusi mati di Jepang. Ini menjadi kasus eksekusi pertama sejak 2022.
Reaksi Publik dan Hak Asasi Manusia
Respons masyarakat terbagi. Banyak warga mendukung keputusan pengadilan karena melihat tindakan Shiraishi sebagai kejahatan luar biasa. Namun, sejumlah organisasi hak asasi manusia tetap menentang praktik hukuman mati di Jepang.
Media Sosial Jadi Sarana Kejahatan
Twitter Digunakan untuk Menjebak Korban
Shiraishi menggunakan Twitter untuk mencari orang-orang yang sedang mengalami depresi atau kecenderungan bunuh diri. Ia menyamar sebagai teman yang siap membantu, padahal niatnya justru mengarah pada kekerasan dan pembunuhan.
Pemerintah Tinjau Ulang Regulasi Digital
Setelah kasus ini mencuat, pemerintah Jepang mulai mempertimbangkan langkah-langkah regulatif terhadap penggunaan media sosial. Tujuannya untuk melindungi pengguna rentan dari potensi kejahatan serupa.
Tragedi dan Refleksi Sosial
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan digital dan perhatian serius terhadap isu kesehatan mental. Kasus Shiraishi membuka mata banyak pihak soal perlunya perlindungan hukum yang lebih kuat di dunia digital.
Proses Persidangan dan Vonis
Kasus ini menyadarkan kita akan pentingnya literasi digital dan kesehatan mental. Bagikan artikel ini agar lebih banyak orang waspada.Daungroup MediaSelama persidangan, Shiraishi mengakui semua perbuatannya tanpa rasa penyesalan. Hakim menggambarkan tindakannya sebagai kejahatan yang sangat kejam, terencana, dan tak manusiawi.