Penulis: Ardiansyah Prakoso
![]() |
Israel menyerang area sekitar gedung Kementerian Luar Negeri Iran di Teheran. Daungroup Media |
Dunia di Ujung Krisis
Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel bukan hanya menjadi kekhawatiran di kawasan Timur Tengah, tetapi juga menimbulkan ancaman terhadap stabilitas ekonomi dunia. Konflik yang memanas tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga berdampak langsung pada sektor energi global. Artikel ini membahas bagaimana potensi perang dapat memicu resesi global dan bagaimana Indonesia harus bersiap.
Harga Minyak Naik, Ekonomi Dunia Terancam
Menurut Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, Iran sebagai salah satu negara produsen minyak utama dunia, berpotensi mengurangi produksinya secara drastis jika konflik meluas.
"Jika produksi Iran terganggu, maka harga minyak global akan melonjak," jelasnya.
Peningkatan harga minyak ini sudah terlihat sejak serangan militer Israel terhadap Iran berlangsung beberapa waktu lalu.
Inflasi Global Tak Terelakkan
Kenaikan harga minyak berdampak pada lonjakan inflasi global. Jika inflasi memburuk, bank sentral di berbagai negara akan menaikkan suku bunga sebagai langkah pengendalian.
Namun, suku bunga tinggi berdampak pada penurunan aktivitas investasi dan konsumsi karena biaya pinjaman semakin mahal. Inilah yang dapat menyebabkan roda ekonomi dunia bergerak lambat hingga akhirnya memasuki fase resesi.
Indonesia dalam Pusaran Dampak Ekonomi Global
Indonesia sebagai negara pengimpor minyak bersih (net importer) tentu tak kebal terhadap gejolak harga energi dunia.
APBN Tertekan, Fiskal Menyempit
Dengan naiknya harga minyak mentah dunia, subsidi BBM dalam negeri harus ditingkatkan. Hal ini membuat alokasi dana APBN membengkak dan ruang fiskal menjadi lebih sempit. Ketergantungan pada subsidi berpotensi menekan program-program prioritas lainnya.
"Jika subsidi naik signifikan, maka program strategis bisa terganggu," tambah Huda.
Selain itu, fluktuasi rupiah akibat tekanan eksternal menambah beban terhadap biaya impor energi.
Diplomasi Indonesia: Netral Tapi Tegas
Sementara dampak ekonominya nyata, Indonesia tetap konsisten dalam sikap politik luar negerinya.
Komitmen Terhadap Perdamaian Dunia
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto mengutuk segala bentuk agresi militer dan mendorong jalur diplomasi sebagai solusi utama.
"Presiden menyerukan deeskalasi dan gencatan senjata secepatnya," tegas Nasbi.
Indonesia, melalui jalur diplomatik dan forum internasional seperti OKI dan PBB, terus menggalang dukungan untuk menciptakan stabilitas di Timur Tengah.
Keselamatan WNI Jadi Prioritas
Ketegangan di Timur Tengah juga memunculkan kekhawatiran terhadap keselamatan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah konflik.
Evakuasi dan Komunikasi Intensif
Pihak Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi bahwa 386 WNI berada di Iran dan 194 lainnya di Israel. Hingga saat ini belum ada laporan korban WNI. KBRI Teheran dan KBRI Amman terus menjalin komunikasi aktif.
Kasus darurat juga terjadi pada 42 WNI yang sedang berziarah di Tel Aviv ketika Bandara Ben Gurion ditutup. Mereka kini dibantu untuk keluar menuju Yordania.
Kesimpulan: Ancaman Nyata bagi Stabilitas Ekonomi Global
Ketegangan geopolitik dapat berdampak domino terhadap sektor energi, keuangan, dan perdagangan internasional. Indonesia harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dari sisi fiskal dan geopolitik.
Diplomasi aktif, penguatan ekonomi dalam negeri, serta mitigasi risiko eksternal menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini.
Apa yang Bisa Anda Lakukan?
Situasi global tidak bisa kita kendalikan, tapi kesiapan informasi adalah kekuatan utama.
📌 Bagikan artikel ini jika Anda peduli dengan stabilitas ekonomi dunia.
📥 Berlangganan Daungroup Media untuk update terkini seputar geopolitik dan ekonomi global.
📣 Ikuti kami di media sosial dan jadilah yang pertama mengetahui perkembangan penting dunia!