Penulis : Danu Prasetya | Daungroup Media
Tanggal: Kamis, 12 Juni 2025
![]() |
Bitcoin kembali mencetak sejarah Daungroup media |
Bitcoin kembali mencetak sejarah. Pada 10 Juni 2025, mata uang kripto terbesar ini mencatat lonjakan signifikan, menembus angka USD 110.000. Kenaikan tajam ini menempatkan Bitcoin hanya sekitar 2 persen dari rekor tertinggi sepanjang masa di atas USD 111.000 yang tercapai pada Mei lalu.
Lonjakan Harga Bitcoin dalam Sepekan
Tren Positif Berlanjut
Dalam kurun waktu sepekan, Bitcoin mengalami penguatan hampir 9 persen. Harga sempat turun ke bawah USD 101.000, tetapi segera bangkit karena adanya perbaikan sentimen global dan ketegangan geopolitik yang mulai mereda.
Sentimen Global Menjadi Katalis
Perdagangan AS-China Mendingin
Salah satu faktor utama di balik lonjakan ini adalah meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Analis menilai peluang kesepakatan dagang baru antara dua raksasa ekonomi tersebut memicu peningkatan permintaan terhadap aset berisiko seperti kripto.
Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini 11 Juni 2025 - Tetap Hijau
Volume Transaksi Domestik Meningkat
Di Indonesia, platform seperti Indodax mencatat volume transaksi sebesar Rp 707,8 miliar pada 10 Juni. Ini menandakan meningkatnya minat investor domestik terhadap Bitcoin.
Pandangan dari Indodax
Vice President Marketing Indodax, Antony Kusuma, menyebut bahwa lonjakan ini bukan sekadar teknikal, melainkan refleksi perubahan fundamental terhadap Bitcoin secara global.
"Bitcoin kini bukan lagi aset pinggiran. Ia sudah menjadi bagian dari sistem keuangan global yang diperhitungkan," ujar Antony.
Menurutnya, Bitcoin telah naik kelas menjadi aset strategis dalam ekosistem digital, bukan sekadar spekulasi.
Adopsi Institusional & Faktor Makro
Lembaga Keuangan Mulai Melirik Bitcoin
"Banyak institusi keuangan besar kini menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari portofolio jangka panjang mereka," kata Antony. Bahkan sovereign wealth fund di beberapa negara mulai mengevaluasi eksposur terhadap kripto.
Faktor Makro: Inflasi dan Suku Bunga
Rilis data inflasi AS (CPI) dan angka pengangguran menjadi penentu arah kebijakan The Fed. Dalam ketidakpastian ini, Bitcoin tampil sebagai alternatif bebas intervensi bank sentral.
"Bitcoin relevan karena tidak tunduk pada stimulus atau pengetatan seperti aset konvensional," tambah Antony.
Penguatan Fundamental dan Konsensus Global
Suplai Terbatas dan Transparansi
Bitcoin bekerja berdasarkan prinsip konsensus global dan suplai terbatas. Hal ini menarik minat investor yang ingin menghindari manipulasi pasar dan inflasi mata uang fiat.
Teknologi Blockchain Semakin Diterima
Selain nilai tukarnya, teknologi dasar Bitcoin, yakni blockchain, kini mulai diterapkan di berbagai sektor seperti logistik, pemerintahan, hingga kesehatan.
Apa Itu Bitcoin dan Bagaimana Cara Kerjanya
Kesimpulan: Bitcoin di Ambang Rekor
Bitcoin kembali menunjukkan kekuatannya sebagai aset digital terdepan. Dengan dorongan dari sentimen global, faktor makroekonomi, serta dukungan institusional, tidak mustahil Bitcoin akan segera menembus rekor baru.
Tantangan Tetap Ada
Volatilitas masih tinggi
Regulasi masih berkembang
Risiko keamanan siber tetap perlu diwaspadai
Namun dengan semakin banyaknya dukungan dari pelaku industri dan pemerintah, Bitcoin perlahan membangun reputasi sebagai aset yang layak diperhitungkan untuk masa depan ekonomi digital.
Ingin tahu lebih dalam soal pergerakan Bitcoin dan strategi investasi terbaru? 👉 Klik di sini untuk membaca panduan lengkap Bitcoin di Daungroup media