Prediksi Cuaca BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem hingga Awal Juni 2025
Tanggal: 27 Mei 2025
![]() |
Foto Suasana langit tertutup awan gelap di Jakarta, Jumat (27/05/2025).Daungroup today |
Awal Musim Kemarau Masih Basah
Berdasarkan Zona Musim (ZOM) yang dirilis BMKG, hingga akhir Mei ini hanya sebagian kecil wilayah Indonesia yang memasuki musim kemarau. Beberapa di antaranya termasuk Aceh, Sumatra Utara, Jawa Timur, hingga sebagian wilayah di Nusa Tenggara Barat dan Timur.
Sementara itu, sebagian besar wilayah lainnya masih dalam masa pancaroba atau peralihan musim. Pada masa ini, cuaca cenderung tidak menentu. Pagi hingga siang hari biasanya cerah berawan, namun hujan disertai petir kerap muncul pada sore hingga malam hari.
Fenomena Atmosfer Penyebab Cuaca Buruk
BMKG menjelaskan bahwa tingginya curah hujan dipicu oleh sejumlah fenomena atmosfer. Di antaranya:
-
Madden-Julian Oscillation (MJO) yang berada di fase 4, memicu pembentukan awan hujan di wilayah barat Indonesia.
-
Gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin yang masih aktif.
-
Sirkulasi siklonik dan labilitas atmosfer yang tinggi, yang memperbesar peluang terbentuknya awan hujan berintensitas tinggi.
👉 Baca Selengkapnya: Prediksi Cuaca BMKG Terbaru hingga Awal Juni 2025
Cuaca Ekstrem Masih Mengancam, Ini Daerah yang Perlu Waspada!
BMKG: Waspadai Dampak Bencana Hidrometeorologi
Dalam laporan resmi yang dirilis di situs BMKG pada Senin, 26 Mei 2025, disebutkan bahwa intensitas hujan sangat tinggi tercatat di beberapa daerah. Misalnya:
-
Ambon, Maluku (199,9 mm/hari pada 19 Mei)
-
Gresik, Jawa Timur (103,3 mm/hari pada 19 Mei)
-
Kepulauan Tanimbar, Maluku (107 mm/hari pada 20 Mei)
-
Tangerang, Banten (118,4 mm/hari pada 21 Mei)
Fenomena ini menyebabkan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang.
"Gelombang atmosfer aktif berkontribusi besar terhadap pembentukan awan hujan yang intens di wilayah Indonesia barat dan tengah," jelas BMKG.
BMKG juga mencatat bahwa interaksi skala regional, seperti terbentuknya front dingin di selatan Australia, turut memicu sirkulasi siklonik di Indonesia bagian selatan.
BMKG menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap perubahan cuaca yang cepat dan ekstrem. Dalam masa transisi seperti ini, cuaca buruk dapat datang tiba-tiba tanpa tanda-tanda sebelumnya.
“Karakteristik masa pancaroba adalah hujan deras singkat disertai petir dan angin kencang yang datang mendadak,” tulis BMKG.
Tanggapan Pemerintah Daerah dan Warga
Pemerintah daerah di sejumlah provinsi seperti Jawa Barat, NTB, dan Maluku telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi banjir dan tanah longsor.
Kepala BPBD NTB, dalam konferensi pers pada 25 Mei 2025, menyatakan:
“Kami telah mengaktifkan sistem siaga bencana, terutama di wilayah dataran rendah yang rawan banjir.”
Warga pun mulai khawatir akan dampak jangka panjang jika musim hujan berkepanjangan terjadi di tengah musim kemarau yang belum stabil.
“Kalau begini terus, kami tidak bisa bertani dengan optimal,” kata Iwan (45), petani asal Kulon Progo.
Prediksi Cuaca BMKG Sepekan ke Depan
Periode 27 Mei – 2 Juni 2025
BMKG memprediksi bahwa cuaca sepekan mendatang masih menunjukkan pola transisi. Beberapa wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan sedang hingga lebat adalah:
-
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung
-
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, NTB, NTT
-
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur
-
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara
-
Papua dan Maluku
BMKG juga memberikan peringatan dini cuaca ekstrem:
-
Siaga hujan sangat lebat: Aceh dan NTB
-
Potensi angin kencang: Aceh dan sebagian wilayah Jawa Barat
Periode 30 Mei – 2 Juni 2025
Memasuki akhir Mei hingga awal Juni, cuaca cenderung didominasi kondisi cerah berawan namun dengan potensi hujan ringan hingga sedang.
Wilayah dengan risiko tinggi hujan ekstrem mencakup:
-
Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumsel
-
Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan
-
Sulawesi Barat, Papua Selatan, dan Papua Tengah
Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca dari BMKG secara berkala dan tidak mengabaikan peringatan dini. Musim kemarau kali ini diprediksi masih akan diwarnai oleh curah hujan tinggi di banyak wilayah.
Dengan cuaca yang tidak menentu dan potensi bencana hidrometeorologi yang masih tinggi, masyarakat diminta untuk mengambil langkah antisipatif seperti membersihkan saluran air, memeriksa kondisi bangunan, dan mengikuti informasi terkini dari kanal resmi BMKG.
➡️ Tetap waspada, lindungi diri dan keluarga dari cuaca ekstrem!
0 Komentar